Biografi Singkat Sahabat Umar Bin Khathab
Penulis :
Al-Ishabah no.4825 dan Tahdzib al-Asma’ 1/278
Periwayatan paling banyak berikutnya sesudah Abu Hurairah adalah Abdullah
bin Umar. Ia meriwayatkan 2.630 hadits.
Abdullah adalah putra khalifah ke dua Umar bin al-Khaththab saudarah
kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin. Ia salah seorang diantara orang-orang
yang bernama Abdullah (Al-Abadillah al-Arba’ah) yang terkenal sebagai pemberi
fatwa. Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Amr bin al-Ash
dan Abdullah bin az-Zubair.
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun
ketika ikut masuk bersama ayahnya. Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke
Madinah. Pada saat perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang. Dan
tidak mengizinkannya. Tetapi setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti
peperangan, seperti perang Qadisiyah, Yarmuk, Penaklukan Afrika, Mesir dan
Persia, serta penyerbuan basrah dan Madain.
Az-Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih
kepada pendapat orang lain. Imam Malik dan az-Zuhri berkata:” Sungguh, tak ada
satupun dari urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu
Umar”. Ia meriwayatkan hadits dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Sayyidah Aisyah,
saudari kandungnya Hafshah dan Abdullah bin Mas’ud. Yang meriwayatkan dari Ibnu
Umar banyak sekali, diantaranya Sa’id bin al-Musayyab, al Hasan al Basri, Ibnu
Syihab az-Zuhri, Ibnu Sirin, Nafi’, Mujahid, Thawus dan Ikrimah.
Ia wafat pada tahun 73 H. ada yang mengatakan bahwa Al-Hajjaj menyusupkan
seorang kerumahnya yang lalu membunuhnya. Dikatakan mula mula diracun kemudian
di tombak dan di rejam. Pendapat lain mengatakan bahwa ibnu Umar meninggal
secara wajar.
Sanad paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut
Silsilah adz- Dzahab (silsilah emas), yaitu Malik, dari Nafi’, dari Abdullah
bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari
bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar.
Disalin dari Biografi Ibnu Umar dalam Al-Ishabah no.4825 dan Tahdzib
al-Asma’ 1/278, Thabaqat Ibn Sa’ad 4/105
MEMELUK ISLAM UMAR
BIN KHATTAB
Ketika Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka di
Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan
bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka
perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi
yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat
tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga dicatat sebagai orang
yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa
pengikut Muhammad.
Pada puncak kebenciannya terhadap ajaran Muhammad, Umar
memutuskan untuk mencoba membunuh Muhammad, namun saat dalam perjalanannya ia
bertemu dengan salah seorang pengikut Muhammad bernama Nu'aim bin Abdullah yang
kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar telah memeluk Islam,
ajaran yang dibawa oleh Muhammad yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita
itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum
adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al
Qur'an (surat Thoha ayat 1-8), ia semakin marah akan hal tersebut dan memukul
saudarinya. Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba,
dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar
menjadi terguncang oleh apa yang ia baca tersebut, beberapa waktu setelah
kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal yang selama ini
selalu membelanyani membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang
terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut
Muhammad kemudian memeluk ajaran yang sangat dibencinya tersebut, akibatnya
Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak
dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu
membelanya.
KEHIDUPAN DI
MADINAH UMAR BIN KHATTAB
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Muhammad dan pemeluk
Islam lain berhijrah (migrasi) (ke Yatsrib (sekarang Madinah) . Ia juga
terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Pada
tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad. Ia dianggap sebagai
seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena selain
reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena ia dikenal
sebagai orang terdepan yang selalu membela Muhammad dan ajaran Islam pada
setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya
yang dulu bersama mereka ia ikut menyiksa Muhammad dan para pengikutnya.
KEMATIAN MUHAMMAD
UMAR BIN KHATTAB
Pada saat kabar kematian Muhammad pada 8 Juni 632 M (12
Rabiul Awal, 10 Hijriah) di Madinah sampai kepada umat Muslim secara
keseluruhan, Umar dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang atas
peristiwa itu, ia menghambat siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk
pemakaman. Akibat syok yang ia terima, Umar berkeras bahwa Muhammad tidaklah
wafat melainkan hanya sedang tidak sadarkan diri, dan akan kembali
sewaktu-waktu.
Abu Bakar yang mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah,
Ia menjumpai Umar sedang menahan Muslim yang lain dan lantas mengatakan
(|cquote! :"Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad,
Muhammad sudah meninggal dunia. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah
hidup selalu tak pernah mati."! |)
Abu Bakar mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang
sedang terguncang, termasuk Umar saat itu, bahwa Muhammad, seperti halnya
mereka, adalah seorang manusia biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari
Al Qur'an yan mencoba untuk mengingatkan mereka kembali kepada ajaran yang
diajarkan Muhammad yaitu kefanaan makhluk yang diciptakan. Setelah peristiwa
itu Umar menyerah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.
MASA KEKHALIFAHAN ABU BAKAR UMAR BIN KHATTAB
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar
merupakan salah satu penasehat kepalanya. Ssetelah meninggalnya Abu Bakar pada
tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua
dalam sejarah Islam.
MENJADI KHALIFAH
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan
sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan
dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari
kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia
dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah
pimpinan Umar.
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi
awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus
pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai
70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan
Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia
dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat
sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi
Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang
terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap
Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan
kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di
dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat ditempat
lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar
didirikan ditempat ia salat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan
mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi
untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya
sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk
memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di
Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih
mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup
sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat
kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya
mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
KEMATIAN UMAR BIN
KHATTAB
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang
budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang
Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon
dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz
merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara
adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23
H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu:
Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau
hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah
perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain
perut.
Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena
tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun
lembut kepadamu selain Allah.
Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah
kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah
untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita,
rugi ,dan penuh penyesalan.
Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah
akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
No comments:
Post a Comment
Trimakasih telah mengomentari blog ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya dan bagi saya sendiri khususnya